Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Tarikh’ Category

i was kept questioning all the time…khadijah is a widow

recently, i read a book : Khadijah, The Greatest Story of The 1st Lady of Islam; Syed A.A Razwy

and i choose believing that Khadijah was never got merried  before Muhammad and she was only birth 2 sons and 1 daughter

as written in:

http://www.al-islam.org/khadija/

” Khadija was never married before she married Muhammed Mustafa. Her marriage with Muhammed was her first and last marriage. The same historians who have claimed that Khadija was married twice before she married Muhammed, have reported that all the lords of Quraysh and the princes of the Arabs, sought her hand in marriage but she didn’t condescend to consider any of them for a matrimonial alliance. If she had been married twice before, she ought to have had no hesitation in marrying a third time.”

” It is alleged by the court historians of the Umayyads that Khadija and Muhammed had six children, and they give their names as follows:

1. Qasim 2. Abdullah 3. Zaynab 4. Rukayya 5. Umm Kulthum 6. Fatima Zahra

Muhammed Mustafa and Khadija were the parents of three and not six children. They were:

1. Qasim 2. Abdullah 3. Fatima Zahra

Out of these three children, the first two – Qasim and Abdullah – were boys, and both of them died in their infancy, as noted before. The third and their last child was their daughter – Fatima Zahra.

Who were the other three girls, viz., Zaynab, Rukayya and Umm Kulthum?

Before Khadija married Muhammed Mustafa, there were three girls living in her house in Makka. Their names were Zaynab, Rukayya and Umm Kulthum. They were the daughters of her deceased sister. Their father had died earlier, and when their mother also died, Khadija brought them into her own house.

After Khadija’s marriage, all three girls stayed with her as her wards. They probably called Khadija their mother and they probably called Muhammed Mustafa their father. And according to Arab usage, they were known as his daughters because they lived in his house, and he was their legal guardian.

Read Full Post »

~ : Zaman Jahiliyah

610 M : Wahyu turun, Islamny Abu Bakar & Al Sabiqun Al awwalun

613 M : Dakwah terang-terangan

615 M : Hijrah I

616 M : Umar masuk islam

620 M : Aisyah dinikahkan dgn Rasulullah SAW

622 M : Hijrah II

623 M : Aisyah serumah dgn Rasulullah SAW

Menurut Al Thabari (Tarikh Al Mamluk) ke empat anak abu bakar r.a dilahirkan istrinya pada zaman jahiliyah.

Menurut Abd Al-Rahman ibn Abi Zannad (Al-Zahabi: Muassasah Al-Risalah) Asmah 10 th lebih tua dari Aisyah, umur 100 th, meninggal 73/74 H (Al-Asqalani: Taqrib Al-Tahzib)

Maka asmah lahir pada :

100 – (73/74) = 27/26 SH = 622-27/26 = 595/596 M (Zaman Jahiliyah)

Maka aisyah lahir pada :

595/596 + 10 = 605/606 M

Maka umur aisyah saat dinikahkan :

620-605/606 = 15/14 th

Maka umur aisyah saat hijrah k madina :

622-605/606 = 17/16 th

Maka umur aisyah saat berumahtangga :

623-605/606 = 18/17 th

Nb:

Hadist mengenai umur Aisyah r.a saat menikah hanya d riwayatkan oleh Hisyam bin urwah setelah pindah k iraq pada umur 71th. Dalam Al Maktabah Al Athriyyah, dikatakan bahwa Hisyam setelah usia lanjut menurun ingatannya, semua perkataan Hisyam dapat dipercaya kecuali setelah pindah k Iraq (Yaqub ibn Syaibah) .

Tidak ada yg meriwayatkan umur aisyah saat pernikahan selain Hisyam yg berumur 71 tahun dan setelah pindah k iraq sehingga hadist tsb dpt d katakan dhaif.

By M. Syafii Antonio

Read Full Post »

Masjid Rasulullah

Rasulullah SAW datang k madinah untuk berhijrah dari Mekkah, dgn tidak membawa apa-apa. Beliau membangun mesjid dan rumah nya berdampingan. Ukuran mesjid kala itu sekitar 35×30 m. Kemudian beliau menambahnya sehingga menjadi 57×50 m.
Pada awalnya tidak ada mimbar sehingga rasul berkhotbah dengan bersandarkan pohon kurma yg sexgus pilar mesjid. Kemudian sahabat membuat mimbar dengan dua anak tangga.
Pada zamannya Umar bin Khatab r.a memperlebar 5 m k selatan dan barat, 15 m k utara. Sedang bagian timur d biarkan karena d sana terdapat rumah para istri rasul.
Pada zaman Utsman bin ‘Affan, mesjid ini d bangun kembali dengan tetap membiarkan kediaman para istri rasul.
Mesjid Rasulullah tetap terus berdiri hingga Walid bin Abdul Malik membangun kembali, memperluas k segala arah hingga termasuk kediaman para istri rasul. Termasuk rumah ummul mukminin ‘Aisyah r.a, sehingga ‘Aisyah yg d kubur d rumahnya menjadi berada d dalam bagian mesjid
Hingga th 266 H, Al-Mahdi Al-‘Abbasi memperluas bagian utara. Jadilah Mesjid Rasulullah luas dan besar, sampai mesjid ini terbakar pada th 654 H yg menghanguskan mesjid dan mimbar rasul hingga atap-atap berjatuhan.
Enam tahun kemudian, Al-Dhahir yg berkuasa d Yabras memerintahkan untuk membangun kembali mesjid rasulullah yg lebih baik dari sebelumnya.
Tahun 886 H, mesjid ini kembali hangus terbakar dan menyisakan kubah dan kamar rasulullah. Sehingga Al-Malik Al-Asyraf membangun kembali dgn bentuk yg lebih baik dari sebelumnya.
Berikutnya mesjid ini d bangun kembali oleh Sultan Salim Al-‘Ustmani dan menambahkan mihrab d sebelah barat mimbar nabi. Kemudian Sultan Mahmud Al-‘Ustmani membangun kubah biru. Dan terakhir kali mesjid rasulullah kembali d bangun sebagian-sebagian hingga selesai pada tahun 1277 H.

by Muhammad Jawad Mughniyah “Fiqih Lima Mahzab”

Read Full Post »

Older Posts »